Motorik Halus Wajah Leher (Lanjutan 2)
Motorik Halus Wajah Leher
Perkembangan kognitif dan perkembangan otak merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Berdasarkan perkembangan otak, perkembangan kognitif meliputi :
1. Perkembangan body awareness
Sekelompok sel saraf atau neuron yang memiliki kemampuan berubah (plastisitas) untuk merespon informasi
yang datang dari luar atau stimulus dalam proses pembelajaran oleh lingkungan atau lingkungan yang diperkaya sebagai
proses pembelajaran. Stimulus
berupa rangsangan spesifik yang tidak disadari yang selanjutnya berkembang menjadi kesadaran
(sensorimotor) dan membentuk potensi
dasar kesadaran akan keberadaan tubuh (body awareness), untuk pembentukkan kognitif dasar (unimodal non-associative learning).
2. Perkembangan kognitif
awal (body control)
Kognitif awal atau dasar meliputi penerimaan informasi dari lingkungan, kemudian mengambilnya untuk
disimpan, dan dimanipulasi menjadi memori. Proses perkembangan
kognitif awal termasuk respon terhadap rangsangan sadar yang beragam
(multisensory) dan terkoordinasi untuk mengontrol sistem gerak (body control) pada area asosiasi yang
saling berinteraksi (multimodal asosiatif
learning), sehingga membentuk
sirkuit baru (circuit learning)
dan
memiliki fungsi berbeda dari kemampuan awalnya.
Kondisi serupa dalam unsur koordinasi kontrol
akan terbentuk diluar pembelajaran gerak. Tahapan perkembangan kognitif awal atau dasar meliputi
:
a. Penerimaan informasi
oleh anggota tubuh sensori;
b. Kemampuan akuisisi
informasi
1. Selektif atensi. Kemampuan mengambil, dan memilih informasi dari luar memerlukan suatu proses kognitif yang disebut selektif atensi yang sudah terbentuk dari proses kesadaran tubuh (body awareness). Anak- anak dengan usia yang lebih muda, belum mampu mengendalikan atensi sehingga mudah teralihkan dengan banyaknya stimulus dari lingkungan, sedangkan anak-anak pada perkembangan usia selanjutnya akan lebih dapat memfokuskan perhatiannya terhadap sesuatu.
2. Perhatian merupakan tampilan kompetensi kelanjutan dari informasi terpilih setelah melewati proses yang dipengaruhi oleh emosi dengan waktu yang lebih lama untuk ditelaah, kemudian dimasukkan dalam penyimpanan informasi kategori memori kerja.
a.
Memori
1.
Encoding adalah tahap informasi
diterima dan mengalami analisis (decoding) untuk dapat dipanggil kembali. Contoh penjelasan :
Informasi berupa rangsangan auditori, encoding bergantung pada
karakteristik fonologi (sesuai dengan apa yang seseorang
dengar) dan organ penerima rangsang. Informasi berupa rangsangan
visual, encoding akan bergantung pada representasi grafis yang menunjukkan gambaran yang terlihat
pada otak, juga dipengaruhi organ penerima rangsang
(mata dan komponennya). Ketika informasi berhasil
melalui proses encoding, maka informasi tersebut
dianggap telah mengalami
proses yang mendalam
sehingga akan lebih mudah untuk di-recall saat dibutuhkan. Seseorang
dengan gangguan memori
pada tahap ini akan memproses informasi secara superfisial sehingga
akan lebih sulit untuk melakukan
recall.
2. Pengenalan kembali (chunking/recognition) Faktor yang mempengaruhi proses mengenali kembali disebut rekognisi akan lebih mudah dilakukan dalam bentuk kelompok atau kategori dan pengulangan juga lebih mudah dilakukan dalam bentuk kelompok. Hal ini bermanfaat untuk terbentuknya high order relationship, dimana individu dapat menghubungkan antara stimulus satu dengan lainnya dalam kelompok yang sama atau berbeda.
3. Recall. Kemampuan untuk mengakses informasi yang telah tersimpan. Penyimpanan memori mengacu pada proses konversi dari memori sementara menjadi sebuah memori permanen di dalam otak yang dapat di-recall jika dibutuhkan. Gangguan pada tahap memori ini disebabkan karena adanya kerusakan pada daerah hipokampus (sekitar area tengah otak) dan lobus temporal medial bilateral (di area sekitar pelipis kiri dan kanan). Ketika ada kerusakan di area ini, akan terjadi gangguan pada memori jangka panjang, dan akan jauh lebih mudah mengalami lupa akibat tidak mampunya menyimpan informasi, termasuk kesulitan memiliki pola kebiasaan perilaku.
3.
Perkembangan
kognitif lanjutan (body and mind)
kognitif lanjutan (high
order cognition) diawali pada anak dan berkembang hingga usia dewasa.
Perkembangan high order cognition dari
memori sampai dengan kreativitas pada kerja belahan otak kanan memiliki
prosedur yang sangat panjang. Keistimewaan high order cognition dapat disebutkan seperti pada bayi baru lahir yang menyimpan informasi dalam memori,
kemudian mengelompokkan berdasarkan kategori, mampu mengaitkan informasi yang sebelumnya dengan pengetahuan baru. Proses memunculkan kembali (recall) dan
pengulangan (repetisi) akan memperkuat koneksi jaringan saraf dalam konteks
pembelajaran (learning system).
Posting Komentar untuk " Motorik Halus Wajah Leher (Lanjutan 2)"