Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Otak Anak

Perkembangan Otak Anak

 

Anak lahir dengan otak yang belum optimal, akan membuat tubuhnya tidak dapat bekerja dengan baik. Seperti bayi yang belum bisa menggunakan tangannya secara sempurna, ia akan menggenggam benda tersebut dengan erat seolah tak ingin dilepaskan. Kemampuan koordinasi otak yang belum maksimal untuk melepas genggaman inilah yang perlu dilatih pada bayi.

 

Perkembangan otak sudah dimulai sejak bayi masih berada di dalam kandungan. Bahkan saat wanita belum menyadari akan kehamilannya, persiapan perkembangan organ otak sudah dimulai. Gangguan nutrisi, polusi, dan lain-lain pada masa kehamilan akan mengganggu proses pembentukan otak dan saraf. Ketika bayi dilahirkan, otak belum berfungsi sepenuhnya.

 

 

Gambar 1 - Perkembangan otak dari 25 hari-9 bulan

 

Pada gambar perkembangan otak dijelaskan bahwa perkembangan otak dimulai sejak awal kehamilan dan pada hari ke-25 telah membentuk otak dengan tiga pembagian yang dapat diamati jelas bagian yang lebih besar adalah batang otak dan otak kecil. Kemudian bagian tengah dari komposisi otak yang akan menjadi organ-organ area otak di tengah serta di ujung yang justru memiliki rasio lebih kecil adalah bakal korteks atau cerebral.

 

Hari ke-50 hingga hari ke-100 mulai terjadi lipatan yang akan memperlihatkan pembesaran bagian korteks dengan kedua hemisfernya menyimpan area tengah otak dengan rapi serta memperlihatkan susunan posisi otak kecil dan batang otak dan di usia kandungan 5 bulan proses selanjutnya sudah berada pada posisinya berikut otak besar.

 

Selanjutnya dengan penambahan massanya akan terjadi lipatan-lipatan dan terbentuknya lobus dengan alur-alur lipatan yang disebut gyrus. Bagian otak yang berlipat-lipat kemudian disebut sebagai lobus dan pada otak dipetakan secara anatomi dengan lobus frontal, parietal, temporal, dan occipital.

 

Seorang peneliti dari Jerman, Brodmann meneliti masing- masing lobus. Ia menemukan adanya kumpulan sel yang memiliki fungsi utama dan juga fungsi sekunder atau penunjang pada masing-masing lobus. Pemetaan fungsi otak ini, kemudian menjadi dasar pengamatan proses pematangan koneksi sel atau dikenal dengan sinaptik.

 

Bayi pada umumnya melakukan refleks gerakan berputar pada poros sekitar leher, bahu, dan gerakan pada persendian bahu dan panggul. Refleks menegangkan otot untuk memberi tenaga putar dan dorong ini dibutuhkan bayi dalam proses kelahiran normal. Dengan kemampuan alami ini, bayi dapat dengan sendirinya keluar dari perut bundanya.

 


Gambar 2 - Pertumbuhan bayi dalam kandungan

 

Dilihat dari skema di bawah, proses pembesaran rahim yang mendesak dalam rongga perut, dapat disimulasikan bahwa posisi bayi akan berada di luar rongga perut ibu. Berarti upaya bayi untuk mencari jalan lahir adalah dengan mendongakkan kepala dan memutarnya agar masuk ke posisi rongga panggul ibu menuju jalan leher rahim.

 


Gambar 3 - Rahim

 

Upaya bayi untuk menemukan jalan lahir akan berakhir dengan persiapan bayi keluar mulut rahim, berlanjut dengan paduan gerakan putaran leher & bahu, dayungan tangan, dan tumpuan kaki. Posisi penting terjadi pada putaran dengan sumbu di sekitar garis senyum (sudut bibir ke depan cuping telinga).

 


Gambar 4 - Proses bayi lahir

Berbeda dengan kondisi bayi lahir caesar atau dengan bantuan, refleks gerak untuk keluar rahim ini akan tertinggal (tidak berkembang ke tahap selanjutnya). Bayi tidak menggunakan kemampuan integrasi dan koordinasi otaknya. Bayi juga tidak menggunakan kemampuan motoriknya untuk bergerak keluar dari rahim. Hal ini sangat berpengaruh pada saraf-saraf tubuhnya dan proses kematangan saraf selanjutnya. Bayi lahir caesar sangat membutuhkan stimulasi untuk memaksimalkan seluruh fungsi sarafnya, agar otaknya bekerja dengan maksimal dan tumbuh menjadi anak yang cerdas. Apabila saraf-saraf tidak terstimulasi dengan baik, maka akan banyak kendala dan menjadi potensi gangguan pada proses belajarnya kelak. Upaya pemijatan dan stimulasi indera pada bayi akan menghambat refleks primitif janin dan kematangan saraf serta fungsi otak untuk kemampuan koordinasi masa belajar selanjutnya.



Gambar 5 - Perkembangan fungsi otak

 

Dapat dilihat pada gambar ada panah yang mengarah dari otak belakang ke depan. Arah panah tersebut menunjukkan proses pematangan yang berarti koneksi sel-sel saraf pada proses sinaptik korteks terjadi dari area occipital atau bagian belakang ke arah frontal. Hal ini terjadi untuk menunjukkan perjalanan peralihan dari kendali yang dominan secara refleks berada pada cerebellum untuk gerak dan aktivitas lainnya termasuk memori yang akan merespon berbagai stimulus awal untuk memicu kendali pada prefrontal korteks.

 

Pada gambar terlihat bahwa proses sinapsis di otak belakang terjadi di usia 0 sampai 3 bulan dan di usia 5 bulan terus berkembang ke depan bersama perjalanan usia bayi sehingga pada akhir tahun pertama membentuk sinapsis di area frontal berlanjut hingga usia 2-5 tahun ke area temporal depan pada pengembangan kebahasaan.

 


Posting Komentar untuk "Perkembangan Otak Anak"