Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Motorik Halus Wajah dan Leher

Motorik Halus Wajah Leher


Wajah kita dikaruniai oleh Tuhan kelengkapan sedemikian rupa, dimana alat penglihatan berupa kedua mata beserta kelopak mata ditumbuhi bulu mata dan terdapat alis mata, alat penciuman berupa hidung, bibir dan mulut, bahkan tampak pula dua daun telinga. Di wajah ini, sekitar 4 alat indera utama tubuh kita berada. Dari wajah, dapat diamati kelengkapan alat-alat indra tersebut, simetrisasi, kesamaan ukuran hingga fungsi dari masing-masing pengindera.

Keempatnya tersebut saling mendukung dan bersinergi dalam fungsi dan proses mekanisme kerja tubuh dan fungsi.

Kerja keseimbangan juga dipengaruhi oleh kinerja sistem kerja bola mata dan sensor penglihatan. Sehingga perbedaan gerak bola mata akibat kelenturan otot juga akan menyeimbangkan atau malah mengganggu keseimbangan.

Gambar 1 - Sistem kerja bola mata

Adapun hidung sebagai alat penghidu yang berfungsi dalam menerima rangsang bau dan membantu dalam resonansi saat berbicara. Rongga hidung penting artinya dalam memperjelas produksi vokal saat berbicara dalam sebuah komunikasi. Dan ada beberapa kondisi yang akan menghambat fungsi komunikasi saat rongga hidung mengalami hambatan pada masa penyempurnaan tumbuhnya tengkorak di masa konsepsi, yang biasa disebut bibir sumbing.

Pengambilan data literasi komunikasi, memfokuskan pada ungkapan isi proses pikir sederhana yang dialami anak.

Proses pekerjaan yang menjadi informasi dan perlu diobservasi.

Gambar 2 - Arah gerak sendi membuka dan menutup mulut

Proses gerak rahang sebagai bagian kesiapan artikulasi merupakan pertemuan pada sendi di area telinga. Otot yang mengikat akan membutuhkan kelenturan seimbang.


Gambar 3 - Sucking

Perhatian pada tonus lidah dan bibir anak.

Dalam mengekspresikan bahasa secara verbal (bicara) manusia akan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa dengan organ artikulasinya. Proses berbicara yang baik perlu didukung dengan kesiapan artikulasi yang baik. Artikulasi dibentuk dari hembusan udara dan pergerakan organ artikulasi pasif dan aktif. Dimulai dari udara yang dikeluarkan dari paru-paru yang akan menggetarkan pita suara dan akan dibentuk oleh gerakan dari organ artikulasi dalam rongga oral yang didukung dari keluarnya udara dari rongga oral dan/atau nasal.

Organ artikulasi yang berperan dalam proses artikulasi antara lain :

Bibir

Gigi

Lidah

Rahang

Langit-langit keras

Langit-langit lunak

Pita suara


Didukung dengan paru-paru sebagai produsen udara dan rongga nasal sebagai jalur keluarnya udara selain rongga oral.

Gambar 4 - Organ


Proses
berbicara didukung oleh komponen berikut :

Pernapasan

Terjadi saat paru-paru mengembang untuk menarik udara masuk (inhalasi) dan mengeluarkan udara lewat rongga oral/ nasal (ekshalasi).

Fonasi

Proses bergetarnya pita suara yang menghasilkan bunyi.

Resonansi

Turut bergetarnya dinding di rongga oral dan nasal yang meneruskan getaran dari pita suara.

Artikulasi

Pembentukan bunyi bahasa (fonem) akibat dari pergerakan organ bicara (bibir, lidah, rahang, velum) 

Prosodi

Melodi kalimat yang terjadi karena adanya variasi nada, volume, durasi dan jeda fonem-fonem yang diucapkan.

Proses artikulasi seseorang mulai terbentuk bahkan sejak proses kelahiran seorang bayi. Pada proses kelahiran spontan, bayi akan melalui proses dimana area pipi dan bibirnya mengalami sentuhan saat bayi berputar di jalan lahir. Stimulasi tersebut akan mengaktifkan sel saraf dan otot area pipi dan bibir sehingga segera  setelah lahir gerak refleks sucking dan rooting akan muncul dan bayi akan mampu menghisap payudara ibunya.

Refleks sucking dan rooting akan menyebabkan bayi menengok ke arah yang sama jika ada sentuhan yang diberikan pada area pipinya dan mulai melakukan hisapan jika ada benda yang masuk dalam mulutnya. Gerakan hisap yang dilakukan oleh seorang bayi akan melatih otot area bibir dan lidah yang akan menjadi organ artikulasi aktif utama juga meningkatkan kekuatan otot rahang untuk mendukung kesiapan artikulasi di masa kanak-kanak. Selain proses tersebut bayi juga secara alamiah akan memproduksi suara berupa tangisan, ini adalah cara bayi melakukan komunikasi paling awal. Melalui tangisannya bayi memberikan informasi jika terjadi perubahan dan ada kebutuhan yang perlu dipenuhi baik dari dirinya (lapar, haus) atau dari luar (perubahan suhu, gigitan serangga). Tangisan ini seiring waktu akan memiliki bunyi dan nada yang berbeda seiring perkembangan usianya, ini merupakan tahap involuntary vocalization.

Gambar 5 - Rooting

Proses artikulasi akan mulai berkembang pesat pada usia 12 bulan keatas, dibawah usia tersebut bunyi yang dihasilkan sebagian besar masih bersifat refleks dan belum terkendali. Dalam mendukung perkembangan artikulasi, maka proses bayi untuk makan dan minum (mastikasi) juga harus berkembang. Proses mastikasi akan merangsang organ artikulasi untuk mampu melakukan gerakan-gerakan tertentu yang akan meningkatkan kekuatan otot serta kelincahan gerak dari organ artikulasi.

Posting Komentar untuk "Motorik Halus Wajah dan Leher"